Kamis, 22 Maret 2012

kesehatan mental 1

1. Jelaskan bagaimana kepribadian dapat berkembang?
a. Jelaskan menurut teori perkembangan kepribadian menurut Erikson!
b. Jelaskan menurut teori perkembangan kepribadian menurut Freud!
2. Jelaskan mengenai apa itu kepribadian sehat?
3. Tuliskan konsep sehat itu apa dan jelaskan dimensinya! Fisik, emosi, spiritual, sosial, dan intelektual.
4. Jelaskan mengenai sejarah perkembangan kesehatan mental!

JAWAB!!!
1. a. Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erik Erikson merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Bersama dengan Sigmund Freud, Erikson mendapat posisi penting dalam psikologi. Hal ini dikarenakan ia menjelaskan tahap perkembangan manusia mulai dari lahir hingga lanjut usia; satu hal yang tidak dilakukan oleh Freud. Selain itu karena Freud lebih banyak berbicara dalam wilayah ketidaksadaran manusia, teori Erikson yang membawa aspek kehidupan sosial dan fungsi budaya dianggap lebih realistis. Teori Erikson dikatakan sebagai salah satu teori yang sangat selektif karena didasarkan pada tiga alasan. Alasan yang pertama, karena teorinya sangat representatif dikarenakan memiliki kaitan atau hubungan dengan ego yang merupakan salah satu aspek yang mendekati kepribadian manusia. Kedua, menekankan pada pentingnya perubahan yang terjadi pada setiap tahap perkembangan dalam lingkaran kehidupan, dan yang ketiga/terakhir adalah menggambarkan secara eksplisit mengenai usahanya dalam mengabungkan pengertian klinik dengan sosial dan latar belakang yang dapat memberikan kekuatan/kemajuan dalam perkembangan kepribadian didalam sebuah lingkungan. Melalui teorinya Erikson memberikan sesuatu yang baru dalam mempelajari mengenai perilaku manusia dan merupakan suatu pemikiran yang sangat maju guna memahami persoalan/masalah psikologi yang dihadapi oleh manusia pada jaman modern seperti ini. Oleh karena itu, teori Erikson banyak digunakan untuk menjelaskan kasus atau hasil penelitian yang terkait dengan tahap perkembangan, baik anak, dewasa, maupun lansia.
b. Freud mungkin merupakan psikolog pertama yang menekankan aspek-aspek perkembangan kepribadian dan terutama menekankan peranan menentukan dari tahun-tahun awal masa bayi dan kanak-kanak dalam meletakkan struktur watak dasar sang pribadi. Memang, Freud berpendapat bahwa kepribadian telah cukup terbentuk pada akhir tahun kelima, dan bahwa perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan elaborasi terhadap struktur dasar itu.
Kepribadian berkembangan sebagai respon terhadap empat sumber tegangan pokok, yaitu:
1. Proses-proses pertumbuhan fisiologis,
2. Frustasi-frustasi
3. Konflik-konflik, dan
4. Ancaman-ancaman.
Sebagai akibat langsung dari meningkatnya tegangan yang ditimbukan oleh sumber-sumber ini, sang pribadi terpaksa mempelajari cara-cara baru mereduksikan tegangan. Proses belajar inilah yang dimaksudkan dangan perkembangan kepribadian. (Untuk pembahasan yang lebih jelas tentang teori belajar Freud, lihat Hilgard dan Bower, 1975.)

2. Apakah itu kepribadian yang sehat? Apakah sifat-sifat orang yang memiliki kepribadian yang sehat? Bagaimanakah tingkahlaku, pikiran serta perasaan orang ini? Dapatkah anda atau saya menjadi pribadi yang sehat?
Pertanyaan-pertanyaan ini terus-menerus ditanyakan bukan hanya oleh ahli-ahli psikologi tetapi juga oleh berjuta-juta orang lain. Dapat diramalkan, tidak jauh di balik prtanyaan-pertanyaan ini, telah muncul bermacam-macam jawaban.
Sejumlah besar orang Amerika mancari-cari dalam kelompok, menyelidiki, dan menyikapkan diri batiniah (dan badan) mereka dalam sensitivity sessions, T-groups, dan sejumlah bentuk encounter therapy lainnya. Penjahat-penjahat, pencandu-pencandu obat bius, mahasiswa-mahasiswa, dan guru-guru, pekerja-pekerja, dan pemimpin-pemimpin perusahaan,orang muda dan orang tua orang gemuk dan orang kurus rupanya menemukan dalam pengalaman-pengalaman itu dan dimensi-dimensi dan potensi-potensi dalam kepribadian mereka yan tidak pernah disadari bahwa mereka memilikinya.
Pokok dari gerakan yang sehat populer ini ialah menemukan serta merumuskan suatu kepribadian yang lebih sehat. Tekanan tidak begitu banyak pada penyembuhan konflik-konflik yang ada hubungannya dengan masa kanak-kanak dan luka-luka emosional pada masa lampau dibandingkan dengan pada pelepasan sumber-sumber yang tersembunyi dari bakat, kreativitas, energi, dan dorongan. Fokusnya ialah ke arah apa seseorang dapat menjadi, bukan ke arah apa yang telah terjadi atau ada pada saat ini.
Studi tentang potensi manusia untuk pertumbuhan sudah lama diabaikan dalam psikologi yang pertama-tama memeriksa sakit jiwa bukan ksehatan jiwa. Akan tetapi dalam tahun-tahun belakan ini, ahli-ahli psikologi yang jumlahnya meningkat mulai mengakui kapasitas untuk bertumbuh dan berkembang dalam kepribadian manusia.
“ahli-ahli psikologi pertumbuhan” ini (kebanyakan diantara mereka memandang diri mereka sebagai ahli-ali psikologi humanistik) tlah memiliki suatu pandangan yang segar terhadap kodrat manusia. Apa yang mereka liahat adalah suatu tipe orang yang berbeda dari apa yang digambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisis, bentuk-bentuk psikologi tradisional.

3. Apakah kesehatan memang bisa dimengerti secara sederhana, yaitu sebagai suatu keadaan tidak adanya penyakit? Tampaknya memang demikian. Buku teks klasik Harrison‘s Principles of Internal Medicine yang memuat kompodiem mengenai penyakit, tidak pernah memuat petunjuk-petunjuk untuk memulihkan dan menjaga kesehatan. Buku ini memuat deskripsi bagaimana mengobatin penyakit-penyakit tertentu. Sehat dan kesehatan tidak pernah dibahas secara eksplisit sehingga istilah kesehatan bahkan tidak tercantum di dalam indeks buku teersebut (Joesoef, 1990 ). Freund (1991) dengan mengutip the International Dictionary of Medicine and Biology, mendifisinikan kesehatan sebagai “suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau bagiannya, dan dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit”, juga sampai pada kesimpulan mengenai kesehatan sebagai suatu keadaan tidak adanya penyakit sebagai salah satu ciri kalau organisme disebut sehat. Sekali lagi, pemahaman mengenai kesehatan umumnya masih berfokus pada masalah fisik dan bertitik tolak pada masalah ada tidaknya penyakit.
Seseorang yang memiliki fisik sempurna dapat dikatakan sehat karena tidak terdapat kekurangan didalam tubuhnya. Orang yang memiliki fisik sempurna seharusnya lebih bersyukur karena ia diciptakan lebih baik daripada orang-orang yang tidak memiliki kondisi fisik yang sempurna. Orang yang sehatpun dalam tingkatan emosi cenderung normal. Bisa mengungkapkan emosinya secara baik, misalnya saat sedang bahagia ia tersenyum dan saat sedang bersedih ia menangis. Dalam hal sosialpun ia bisa berinteraksi dengan, bersahabat, percaya diri dan banyak mempunyai teman. Tidak ketinggalan dalam hal spiritual, ia memiliki kesadaran diri yang tinggi, seperti bagaimana menghadapi orang lain yang tentunya memiliki sifat yang berbeda, bagaimana bertindak dalam segala hal, dan lain-lain. Yang terakhir adalah intelektual. Seseorang yang sehat biasanya memiliki intelektual yang tinggi, berpengetahuan luas, selalu ingin tahu dan tidak pernah berhenti mencoba.

4. Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama kerena masalah metal bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat dimatikan dan dilahirkan. Berbeda dengan gengguan fisik yang dapat dengan relatif mudah dideteksi, orang yang mengalami gangguan kesehatan mental sering sekali tidak terdeteksi. Sekalipun oleh anggota keluarga sendiri. Hal ini lebih karena mereka sehari-hari hidup bersama-sama sehingga tingkah laku- tingkah laku yang mengindikasikan gangguan mental, dianggap hal yang biasa, bukan sebagai gangguan.
Khusus untuk msyarakat Indonesia, masalah kesehatan mental saat ini belum begitu mendapat perhatian yang serius. Krisis yang saat ini melanda membuat perhatian terhadap kesehatan mental kurang berfikir, kurang memperhatikan hal-hal preventif untuk menjaga mental supaya tetap sehat. Tingkat pendidikan yang beragam dan terbatasnya pengetahuan mengenai perilaku manusia turut
Membawa dampak kurangnya kepekaan masyarakat terhadap anggotanya yang mestinya mandapat pertolongan di bidang kesehatan mental. Faktor budaya pun seringkali membuat masyarakat memiliki pandangan yang beragam mengenai penderita gangguan mental. Oleh karena itu, berikut disajikan sejarah mengenai perkembangan kesehatan mental, terutama di Amerika dan Eropa. Semoga uraian sejarah berikut dapat menjadi referensi berbagai pandangan mengenai kesehatan mental yang saat ini ada di Indonesia.













Daftar pustaka:
Siswanto, S,psi. Msi. 2007. Kesehatan mental. Yoryakarta: andi
Yustinus, Drs, Msc.OFM.1991. Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta: kanisus.
Supratiknya, a, Dr. 1993. Teori-teori Psikodinamik (klinis). Yogyakarta. Kanisus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar